Jalan- Jalan Ke Dataran Tinggi Dieng

Hai..Hai…Hai… Pengen cerita perjalanan kami ke Dataran Tinggi Dieng, daerah yang berada di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Perjalanan dadakan yang kami lakukan sekeluarga dengan kendaraan pribadi sepulang dari liburan ke kota Semarang, mlipir lah kita ke Dieng dengan bermodalkan aplikasi penunjuk jalan, kami diarahkan lewat akses perkebunan tea Wisata Agro Tambi.

Jalan yang harus kami lalui di pagi itu cukup melelahkan dan “mendebarkan” karena kecil, kadang menikung tajam, kadang menanjak, ditambah lagi gerimis dan berkabut. Dan akhirnya lega dan lelah pun terbayarkan dengan melihat pemandangan alam cantik di depan mata.

Nama Dieng sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu “Di” yang berarti gunung dan “Hyang” yang berarti gunung. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kata Dieng berasal dari Bahasa Sunda dengan kata yang sama “Di”dan “Hyang” karena pada sekitar abad ke-7 Dieng pernah berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh yang ada di Jawa Barat.

Di Dataran Tinggi Dieng, sudah banyak homestay atau paket open trip yang menawarkan tempat menginap yang nyaman mulai harga 300K, di sekitaran penginapan banyak pedagang makanan seperti, Cilok, bubur, dan tak ketinggalan makanan khas Wonosobo Mie Ongklok dan sate Wonosobo.

Ada banyak obyek wisata di Area Dieng, diantaranya Telaga Warna dan Candi Arjuna biasanya diserbu oleh banyak wisatawan yang berasal dari berbagai daerah.

Telaga Warna yang Mempesona
Konon katanya Telaga Warna yang ada di Taman Wisata Alam Telogo Warno Dieng adalah warna air yang sering berubah-ubah. Air yang ada di Telaga Warna biasanya berwarna hijau, kuning, bahkan berwarna seperti pelangi pada saat terkena sinar matahari. “Iya mas, warnanya sering berubah,” ujar salah satu petugas. Perubahan warna tersebut disebabkan karena tingginya kandungan sulfur yang ada di Telaga Warna. Perbukitan dengan pepohonan yang masih hijau semakin menambah cantik pemandangan ditempat ini. Waktu terbaik untuk mengunjungi Telaga Warna adalah pada pagi atau sore hari. Akan tetapi menurut versi legenda mengatakan jika dahulu ada cincin bangsawan yang jatuh ke dalam telaga ini. Cincin itu kemudian menyebabkan warna air telaga berubah-ubah.

Telaga Warna juga dikelilingi oleh beberapa tempat keramat seperti Goa Pengantin, Batu Tulis, Goa Jaran, dan Goa Sumur. Masih terlihat sisa sesaji dari orang yang melakukan ritual juga masih bisa ditemukan di beberapa tempat tersebut.

Candi Arjuna merupakan salah satu candi di kompleks Sejarah Candi Dieng yang terletak di dataran tinggi dieng, perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Candi dieng juga masuk ke dalam kelompok candi Arjuna, dimana terdapat candi – candi lain selain candi Arjuna, Seperti candi Semar, candi srikandi, Candi Sembrada, dan Candi Puntadewa. Kelompok candi Arjuna merupakan kelompok candi yang memiliki bentuk paling utuh jika dibandingkan dengan kelompok candi lain di kompleks Candi di dieng. Candi Arjuna berada di paling ujung dari kompleks candi Arjuna, tepatnya di sebelah utara dan di depanya terdapat candi Semar yang diperkirakan sebagai candi pelengkap atau candi perwara dari Candi Arjuna. Hingga saat ini Candi Arjuna juga masih digunakan sebagai tempat peribadatan bagi masyarakat Dieng.

Carica, buah khas Dieng
Dieng punya buah khas. Buahnya mirip dengan papaya berukuran kecil, namaya carica. Panjang carica hanya sekitar 6-15 cm. Pohon carica tingginya hampir sama dengan pohon pepaya dengan tinggi yang mencapai 10 meter. Buah yang mempunyai rasa kecut manis. Carica sebenarnya bukan buah asli dari Dataran Tinggi Dieng. Menurut cerita penduduk di sana, buah ini dibawa oleh Belanda pada saat Perang Dunia ke-2. Carica biasanya diolah menjadi manisan dan dikemas dalam cup siap santap.