Masalah Adalah Bentuk Kasih Tuhan Kepada Kita.

Oleh : Hikmah Romalina

Setiap manusia pasti memiliki masalahnya masing- masing. Banyak yang menghadapi masalah dengan tenang, tetapi banyak juga yang menghadapinya dengan pebuh rasa kesal dan amarah. Ada yang menghadapinya dengan cukup bijaksana tapi tak jarang juga menghadapinya dengan luapan emosi yang tak terkendali.

Hal yang wajar bila terjadi luapan emosi karena biasanya ada faktor pendukung lainnya yang memicu meningkatnya emosi dalam diri. Ditambah pula bisikan Syaiton semakin menambah emosi jiwa…hehe..

Aku juga terkadang sering kali merasa putus asa, kesal dan marah karena sepertinya masalah datang silih berganti tiada berhenti. Ketika selesai satu masalah muncul masalah baru. Permasalahan seperti masalah materi, pusing kan pas waktu bayar sekolah anak-anak, tapi uangnya belum ada, juga masalah, selain itu yang lain mungkin juga pernah merasakan masalah keluarga, pekerjaan, kuliah dan juga permasalahan hati. Aku kadang mengeluh dan membayangkan kehidupan orang lain sepertinya lebih beruntung dan terbebas dari bermacam masalah. Padahal sebenarnya orang lain juga punya masalah nya masing-masing dan kita tidak tahu itu. Padahal juga masih banyak orang yang tidak seberuntung kita, hanya saja tidak mereka umbar permasalahan dan kesulitan mereka. Mereka mampu menutupi setiap permasalahan yang ada dalam sebuah senyuman agar tak banyak orang yang tahu permasalahan hidupnya yang begitu berat.

Dan hari ini aku mendengarkan suatu pesan nasehat bahwa Tuhan memberikan kita anugerah berupa masalah dan masalah adalah cara Tuhan memberikan berkah kepada kita, supaya kita hidup. Hanya orang yang menyikapi masalah dengan baik dapat merasakan hidupnya menjadi hidup. Masalah adalah bentuk kasih sayang Tuha kepada kita. Masalah adalah media dan cara tuhan memfasilitasi kita dengan peluang juga kesempatan agar kita bergerak dan berpikir mencari solusi menyelesaikannya. Masyaallah.

Mulai saat ini, berhentilah untuk mengeluh dan merasa sangat tidak beruntung, coba introspeksi diri, mungkin saja kita yang kurang mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan Tuhan cemburu melihatku begitu sibuk dengan hal lainnya.